Resensi Buku
Judul Buku : BATIK - Fabled Cloth of Java
Penulis : Inger McCabe Elliott
Kontributor : Paramita Abdurachman, Susan Blum dan Iwan Tirta
Cover Designer: Kiyoshi Kanai
Penerbit : Clarkson N. Potter, Inc., New York
Tahun terbit : 1978
Tebal : 240 halaman
Dicetak di : Jepang
Untuk memenuhi tugas membuat sebuah resensi buku, aku sempat termangu sejenak, karena jujur belakangan jarang membaca buku sampai selesai. Namun ketika menuju ke rak buku untuk mencari-cari buku yang pernah kubaca, mata tertuju pada sebuah buku berukuran 23x30 cm yang terselip di atas jajaran buku-buku. Ingatan langsung terbawa ke 30 tahun yang lalu, ketika aku diminta untuk turut mengisi acara Festival Indonesia di Nagoya, Jepang. Saat itu aku mendemostrasikan cara membatik. Teknik membatik sudah familiar bagiku karena sedari kecil melihat pengrajin batik yang bekerja di rumahku. Dan aku belajar membatik dari mereka saat masih di tingkat SMP.
Bagiku tidaklah merasa tenang jika memperagakan batik tetapi tidak mempersiapkan diri dengan pengetahuan tentang batik itu sendiri. Maka saat itu aku mencoba mencari informasi di perpustakaan dan mencari buku di toko buku internasional yang ada di kota Nagoya. Suatu kebetulan yang indah bahwa saat itu sedang ada sale buku-buku seni dan kebudayaan Asia. Kutemukan buku yang berjudul “BATIK, Fabled Cloth of Java” ini dengan harga diskon US$ 25. Pada waktu itu kurs dolar kira-kira sebesar Rp. 2,500.- per dolar. Dari buku inilah aku membekali diri dengan pengetahuan, informasi dan sejarah tentang batik, khususnya batik Jawa. Hanya sekedar untuk mempersiapkan diri jika ada pertanyaan.
Buku "BATIK-Fabled Cloth of Java" ditulis oleh Inger McCabe Elliott, Direktur sebuah perusahaan pemenang berbagai penghargaan di bidang design tekstil. Ia membawa pembaca ke dalam sebuah perjalanan yang penuh pesona budaya. Menampilkan batik-batik antik dan kontemporer yang diperoleh dari koleksi pribadi maupun dari 30 museum diseluruh dunia. Dibantu oleh 3 kontributor dari Indonesia, antara lain perancang batik Iwan Tirta, Paramita Abdurachman dan Susan Bum. Inger Mc Cabe Elliot berhasil merangkum cerita tentang Batik di Jawa dan sekaligus menyajikan daftar 143 motif batik dengan uraian dan penjelasan kolektor pemiliknya.
Jawa adalah pulau yang mempunyai sejarah dengan pengaruh agama Hindu, Budha dan Islam. Selain itu juga tampak pengaruh budaya China, India, Arab, Portugis, Inggris dan Belanda. Masing-masing meninggalkan bekas pada perkembangan seni batik. Penulis memfokuskan diri pada batik di daerah pantai utara Jawa. Oleh karena itu dalam buku ini dibahas dan banyak disajikan foto-foto batik yang berasal Cirebon, Pekalongan dan Lasem. Namun tidak ketinggalan juga batik dari Yogyakarta dan Surakarta. Terdapat 120 foto berwarna dari motif-motif batik klasik yang luar biasa indahnya. Koleksi foto tersebut diambil dari beberapa pameran di Museum Tekstil di Washington DC, dari Royal Ontario Museum di Toronto dan dari Sewell Galery di Houston.
Lebih lanjut, buku ini menjelaskan tentang proses pembuatan batik. Dari pembuatan design pola motif batik, peralatan dan bahan yang digunakan serta proses batik itu sendiri. Diperkenalkan juga motif-motif batik tertentu yang hanya boleh digunakan oleh keluarga keraton, khususnya keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik Jawa Tengah mempunyai ciri khas yang teratur, berbentuk geometris dengan kombinasi warna indigo, hitam dan warna krem atau coklat soga. Sedangkan untuk Batik Pesisir, yaitu batik di pantai utara Jawa seperti Cirebon, Pekalongan, Tuban dan Gresik, perkembangan motif batik banyak dipengaruhi oleh budaya China yang dominan. Ciri khasnya adalah motif batik yang berbunga-bunga atau motif binatang dengan kombinasi warna-warni yang cerah.
Dalam sejarah batik, sudah dikenal adanya motif Tambal, yaitu kombinasi dari banyak motif batik yang disajikan dengan bentuk geometris atau segitiga. Tambal sendiri berarti sambungan dari potongan-potongan kecil kain. Untuk itu dalam sejarahnya, Kain Tambal hanya dikenakan oleh orang-orang dari lapisan bawah atau pengemis. Kain Tambal kadang dikenakan oleh Sultan Yogyakarta pada upacara tertentu untuk mengusir bala atau mencegah gangguan makhluk jahat. Kain Tambal ini kemudian berkembang menjadi motif Tambal yang menginspirasi kerajinan tangan berupa seni patchwork batik.
Penulis menegaskan bahwa Batik adalah seni yang kooperatif, karena produksi sepotong batik merupakan kontribusi dari berbagai peran. Dari perancang design pola, pengrajin/pelukis batik, pemroses tiap tahapan pewarnaan hingga menjadi sebuah produk batik tulis, serta memasarkannya hingga bernilai ekonomis. Jadi bukan sebuah karya seni soliter seperti karya Leonardo da Vinci atau Picasso.
Dari buku ini kita mengenal sejarah dan cerita tentang batik di Jawa, khususnya Yogyakarta, Surakarta dan batik pesisir utara yaitu dari Cirebon, Pekalongan sampai Gresik. Banyak design batik klasik yang sudah sangat jarang ditemui, karena sudah sangat sulit menemukan pengrajin batik tulis halus di zaman modern ini. Buku tentang Batik ini ditulis oleh seseorang yang berwarga negara Amerika dan dicetak di Jepang, menunjukkan bahwa Batik sudah go international, dikenal di manca negara. Kewajiban kitalah untuk menjaga agar batik tetap eksis, dengan membudayakan batik dalam keseharian kita.
No comments:
Post a Comment