Pada dasarnya kita sudah terbiasa menulis dari sejak mengenal alat tulis sampai dengan saat ini. Sudah biasa menuliskan apa saja yang ditugaskan di bangku sekolah, kuliah sampai di dunia pekerjaan. Sehingga tanpa disadari sudah terlatih secara bertahap dan terus menerus. Terlebih lagi, saat kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sudah sedemikian pesatnya. Kita dibuat menjadi sangat dekat dengan duni, sekeliling kita, teman-teman dan saudara melalui berbagai media sosial. Sejak bangun tidur sampai tidur kembali, sepertinya sudah menjadi ritual untuk menulis jawaban pesan-pesan yang masuk, atau justru secara aktif melakukan komunikasi maupun menuliskan pesan dan status-status pada akun media sosial yang dimilikinya. Semua komunikasi tersebut adalah ekspresi dari sikap, pemikiran dan tanggapan yang disampaikan secara tertulis kepada lingkungan sosialnya.
Dalam pengalaman pribadiku, sejak saat masih aktif bekerja, aku mempunyai kebiasaan untuk selalu menuliskan hal-hal yang harus dan akan dikerjakan esok hari, termasuk pekerjaan yang masih tersisa di hari sebelumnya. Catatan to do list ini selalu aku buat sore hari menjelang pulang. Ditulis pada selembar kertas dan diletakkan di atas meja agar esok hari saat tiba di kantor hal pertama yang akan tertangkap mata adalah catatan itu. Maka pagi itu bisa dimulai dengan membuat prioritas urutan kerja agar aktifitas menjadi tertata untuk hasil yang maksimal. Kebiasaanku membuat to do list ini sangat membantu untuk mengingat apa yang harus dilakukan pada hari itu, sehingga mengurangi potensi terlewatnya janji atau tugas pekerjaan yang seharusnya diselesaikan.
Hingga saat pensiun pun kebiasaan itu masih berlanjut. Variasi urusannya justru semakin banyak. Tanpa menuliskannya ada saja hal-hal yang bisa terlupa untuk dikerjakan. Menurutku “lupa” adalah sebuah alasan yang paling tidak bertanggung jawab. Walaupun itu manusiawi, tetapi bisa diupayakan untuk dihindari. Terlebih jika bekerja didalam tim, akan mengecewakan karena mengganggu aktifitas orang lain. Sekarang pun, setelah pensiun, aku tidak ingin ada urusan keseharianku yang terlewatkan karena lupa. Sebab dampak kerepotannya akan kembali pada diri sendiri juga. Karena itulah diusahakan untuk menghindarinya dengan menuliskan segala urusan dan janji yang harus dipenuhi.
Sering di saat urusan begitu banyak dan bervariasi, terlintas pemikiran seandainya catatan aktifitas keseharian ini dirangkum, mungkin bisa jadi sebuah cerita panjang yang menarik. Mestinya bukan satu hal yang sulit untuk mulai menuliskannya, hanya membutuhkan tekad untuk langsung memulai dan tetap istiqomah berusaha yang terbaik, pastinya bisa. Seperti pepatah Jepang yang sangat kusuka Yareba dekiru ( Jika dilakukan pasti bisa ).
No comments:
Post a Comment